BAB I
A.
PENDAHULUAN
Harus diakui bahwa teknologi dan
segala rekayasanya telah mempengaruhi seluruh bidang kehidupan manusia.
Penerapan teknologi tinggi dan segala sesuatunya banyak menyangkut kepentingan
manusia terutama masyarakat modern, yang mana teknologi telah menghasilkan jasa
yang relative efektif dan efisien.Hampir semua negara di dunia pada abad ini,
menyusun strategi penguasaan dan pengembangan teknologi tinggi. Walaupun
kebijakan seperti itu mengandung pro dan kontra yang terkadang tajam, terutama
terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Di Indonesia sendiri, dalam
GBHN, ditentukan bahwa Ilmu Pengerahuan dan Teknologi selain merupakan asas,
factor dominan, juga dinyatakan sebagai sasaran pembangunan. Dengan demikian
strategi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari
garis politik pembangunan nasional.
Teknologi komunikasi dan informasi
termasuk salah satu yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan
computer, berbagai satelit komunikasi, internet dan lain sebagainya. Manusia
dewasa ini memiliki mobilitas yang sangat tinggi, karena pengaruh teknologi
komunikasi dan informasi. Dari uraian di atas, maka kita tidak dapat memungkiri
bahwa begitu pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi saat ini. Ilmu yang dapat
berkembang dengan pesat menunjukkan adanya proses yang tidak terpisahkan dalam
perkembangannya dengan teknologi. Namun
kemudian muncul pertanyaan, apakah teknologi muncul sebagai jawaban terhadap
masalah yang muncul dalam kebutuhan hidup sehari-hari ataukah teknologi
didorong perkembangannya oleh kemajuan ilmu pengetahuan yang memungkinkan
penerapan temuan-temuannya secara teknis? Di samping itu muncul juga masalah
lain yang senantiasa diperbincangkan oleh para ahli, yang menyangkut hubungan
timbal balik antara ilmu dan teknologi. Manakah yang lebih penting, antara:
1.
Mengembangkan
ilmu melalui pengembangan ilmu murni (pure science) dan ilmu dasar (basic
science) ? atau
2.
Mengembangkan
teknologi melalui alih teknologi maupun industrialisasi?
Dari berbagai pertanyaan‑pertanyaan
dan polemik tersebut setidak‑tidaknya tersirat adanya kekaburan pengertian
tentang ilmu dan teknologi, dan juga kekaburan pemahaman tentang hubungan
antara ilmu dan teknologi.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud dengan ilmu?
2.
Apa
yang dimaksud dengan teknologi?
3.
Adakah
perbedaan antara ilmu dan teknologi?
4.
Bagaimana
keterkaitan antara ilmu dan teknologi?
C.
TUJUAN MASALAH
1.
Menjelaskan
makna ilmu yang sebenarnya
2.
Menjelaskan
pengertian teknologi
3.
Menjelaskan
apa perbedaan ilmu dan teknologi
4.
Menjelaskan
bagaimana keterkaitan ilmu dan teknologi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
ILMU
Pengertian
Ilmu
Ahmad
Tafsir menjelaskan bahwa dalam bahasa arab ilmu berarti pengetahuan
(knowledge), sedangkan dalam bahasa indonesia ilmu merupakan terjemahan dari science.
Ilmu dalam arti science hanya sebagian dari Al-ilm dalam bahasa arab, karena
kata science seharusnya diartikan sains.
Prent
mengatakan bahwa ilmu berasal dari kata latin ‘scientia’ yang berarti :
pengetahuan, keahlian, faham, pengertian. Dengan demikian arti ilmu secara
bahasa mengacu pada lingkup pengertian yang sangat luas. baik itu
pengetahuan sebagaimana dimiliki oleh setiap manusia, maupun pengetahuan i1miah
yang disusun secara sistematis dan dikembangkan melalui prosedur tertentu.
Adapun
pengertian ilmu secara definisi. Para ahli memberikan pengertian yang
berbeda-beda. Hal ini dikarenakan perbedaan pemahaman diantara mereka. Namun
dari sekian banyak definisi ilmu, The Liang Gie menjelaskan bahwa ilmu adalah
serangkaian aktivitas manusia yang manusiawi (human), yang rasional dan
kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga
menghasilkan kumpulan pengetahuan. Aktivitas yang dimaksud adalah segala
kegiatan atau rangkaian kegiatan atau proses yang dijalani oleh para ahli (misalnya
fisikawan, sosiolog) untuk membangun pengetahuan ilmiah sesuai dengan pemahaman
masing-masing tentang dunia, yang akhirnya melahirkan pluralitas tujuan ilmu.
Sedangkan aktivitas ilmiah menurut peursen adalah hasrat untuk mengerti, memahami,
menjelaskan, menguasai dan memanfaatkan sesuatu, diantaranya:
·
Alam, sebagaimana tercermin dari pemunculan
ilmu-ilmu tentang alam, seperti : fisika, biologi, kosmologi.
·
Daya-daya kehidupan, sebagaimana
muncul dalam ilmu-ilmu tentang kehidupan , seperti: ilmu kedokteran dan
farmasi.
·
Kekuatan-kekuatan yang bersifat
sosial yang langsung melibatkan manusia, seperti: sosiologi, psikologi,
antropologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmu bahasa, dsb.
Dengan demikian keluasan tujuan ilmu pada akhirnya
melahirkan pembagian objek formal ilmu yang menyesuaikan diri dengan objek
material yang hendak diungkap melalui ilmu‑ilmu.
Klasifikasi Ilmu
Adapun nama-nama ilmu
menurut Ahmad Tafsiryang juga senada dengan yang dikemukakan oleh Stuart Case, dibagi menjadi:
1. Kealaman, seperti Astronomi, Fisika, Kimia, Ilmu Bumu, Ilmu Hayat.
2. Sosial, seperti Sosiologi, Antropologi, Psikologi, Ekonomi dan Politik.
3. Humaniora, seperti seni, Hukum, Filsafat, Bahasa, Agama dan Sejarah.
Kembali lagi kepada
definisi ilmu yang dikemukakan oleh The Liang Gie, bahwa struktur aktivitas
ilmiah menurutnya pada dasarnya terdiri atas dua bagian yakni bagian subtansi
(isi) dan bagian prosedural atau metode. Kedua bagian tersebut dalam
kenyataannya tidak bisa dipisahkan, hanya dapat dibedakan dalam analisa. Namun
demikian aktivitas ilmiah sebagai bagian dari realitas sosial tidak cukup
dipahami sesederhana itu. Berikut ini dibahas kompleksitas aktivitas ilmiah
dipandang dari sudut internal, dan dari sudut pandang sosiologi ilmu.
Menurut The Liang Gie, dari sudut
pandang internal dan sistematis, konotasi ilmu sesungguhnya menyangkut tiga
hal:
1. Proses menunjuk
pada Penelitian Ilmiah.
2. Prosedur,
mengacu pada metode Ilmiah.
3. Produk
(hasil), yang dimaksud adalah Pengetahuan Ilmiah.
Dari sudut pandang sosiologi ilmu, Ziman membedakan
ilmu dari:
1. Sudut
pandang internal mengacu pada ilmu akademis (academic science), relatif lebih
menekankan pada pengkayaan tubuh pengetahuan ilmiah untuk pengembangan ilmu
itu sendiri, tanpa adanya pemikiran untuk kemungkinan-kemungkinan penerapannya
lebih jauh.
2. Sudut
pandang eksternal mengacu pada ilmu industrial (industrial science) memusatkan
diri pada pengkajian efek‑efek teknologis dari pegetahuan ilmiah yang
dihasilkan oleh ilmu‑ilmu murni. Titik berat perhatian Ilmu industrial terletak
pada kemampuan instrumental ilmu dalam memecahkan problem‑problem praktis baik
untuk kepentingan politis, militer, atau pun komersial. llmu industrial ini
merupakan komponen utama dari teknologi. Yang menjadi pembeda utama dari
keduanya adalah hubungan mereka dengan masyarakat.
Objek Ilmu
Objek ilmu
yang dikemukakan oleh Purwadarminta, yakni:
1.
Objek Material, yakni seluruh
lapangan atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu.
2.
Objek Formal, yakni objek material
yang disoroti oleh suatu ilmu, sehingga membedakan antara satu ilmu dengan yang
lainnya, jika berobjek material yang sama.
B. TEKNOLOGI
Pengertian
Teknologi
Secara etimologis, menurut
Runes,akar kata teknologi adalah techne yang berarti serangkaian prinsip atau
metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek atau kecakapan
tertentu, pengetahuan tentang prinsip‑prinsip atau metode, seni. Adapun
logos menurut The Liang Gie, sebagai akar kata logi, tidak mengacu pada status
ilmiah dari teknologi, sebagaimana ditemukan dalam istilah antropologi,
biologi, sosiologi, namun lebih mengacu pada makna tata pikir atau pun
keteraturan, sebagaimana ditemukan dalam istilah kronologi dan ideologi.
Teknologi merupakan fenomena yang
kompleks dan dapat juga dikatakan sebagai ilmu terapan. Dengan demikian untuk
menghadapi kompleksitas teknologi, The Liang Gie merumuskan bahwa teknologi
adalah sebagai suatu sistem seni praktis (a system of the Pratical art).
Perbedaan antara Ilmu dan Teknologi
Dengan pendekatan yang dijelaskan di
atas, menurut The Liang Gie dan Peursen, teknologi berbeda dengan teknik
karena cakupan pengertian teknologi lebih luas dari teknik. Teknik adalah suatu
sitem seni praktis. Tehnik tidak timbul kebetulan saja, melainkan sebagai
konsekuensi dari pengetahuan. Demikian pula ilmu berbeda teknologi. Teknologi
tidak muncul secara kebetulan saja, namun merupakan konsekuensi dari adanya
ilmu.
Keterkaitan antara Ilmu dan Teknologi
Dari penelusuran terhadap konsep
ilmu dan teknologi dengan berbagai aspek dan nuansanya, kiranya mulai jelas
keterkaitan antara ilmu dan teknologi.
Sir Bertrand Russel, merumuskan
hubungan ilmu dan teknologi dengan rumusan yang amat sederhana. Menurut dia
dengan akalbudinya manusia mempunyai dua kemampuan. Pertama, akalbudi
memberinya kemungkinan mengetahui berbagai hal. Kedua, akalbudi yang sama
memberinya kemungkinan menciptakan berbagai hal. Ilmu adalah pengetahuan, sedangkan
teknologi adalah penciptaan.
Beberapa titik singgung antara ilmu dan teknologi
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bahwa baik
ilmu maupun teknologi merupakan komponen dari kebudayaan.
2. Baik ilmu
maupun teknologi memiliki aspek ideasional maupun faktual, dimensi abstrak
maupun konkrit, dan aspek teoritis maupun praktis.
3. Terdapat
hubungan dialektis (timbal balik) antara ilmu dan teknologi. Pada satu sisi
ilmu menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi yakni berupa
teori‑teori; pada sisi lain penemuan‑penemuan teknologis sangat membantu
perluasan cakrawala penelitian i1miah, yakni dengan dikembangkannya perangkat‑perangkat
penelitian berteknologi mutakhir. Bahkan dapat dikatakan, dewasa ini kemajuan
ilmu mengandalkan dukungan teknologi, sebaliknya, kemajuan teknologi
mengandalkan dukungan i1mu.
4. Sebagai
klarifikasi konsep, istilah ilmu lebih tepat dikaitkan dengan konteks
teknologis, sedangkan istilah pengetahuan lebih sesuai bila digunakan dalam
konteks teknis.
BAB III
PENUTUP
1. Dari
berbagai uraian tersebut diatas terlihat bahwa ilmu, dan teknologi sesungguhnya
merupakan realitas yang kompleks. Masing‑masing merupakan jalinan yang rumit
dan berpijak pada dua aspek realitas yang berbeda, yakni aspek abstrak‑ideasional
dan aspek konkrit‑operasional.
2. Terdapat
hubungan dialektis (timbal balik) antara ilmu dan teknologi. Pada satu sisi
ilmu menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi yakni berupa
teori‑teori; pada sisi lain penemuan‑penemuan teknologis sangat membantu
perluasan cakrawala penelitian i1miah, yakni dengan dikembangkannya perangkat‑perangkat
penelitian berteknologi mutakhir. Bahkan dapat dikatakan, dewasa ini kemajuan
ilmu mengandaikan dukungan teknologi, sebaliknya, kemajuan teknologi
mengandalkan dukungan i1mu.
3. Mengabaikan
salah satu aspek hanya akan menghasilkan telaah yang timpang. Sama seperti
hasrat manusia kini untuk memecahkan masalah kebutuhan dengan cara sederhana
melalui teknologi. Tidak ada pemecahan sederhana untuk suatu permasalahan yang
kompleks, demikian pula tidak ada uraian sederhana untuk suatu hubungan dari
realitas yang kompleks.
4. Komponen
terpenting dari pengembangan ilmu dan teknologi adalah unsur‑unsur pembelajaran
yang memadai, baik pada dataran nilai, norma, maupun aturan operasionainya.
Perlunya pengembangan ilmu dan teknologi yang lebih integral.
5. Ilmu dan
teknologi dapat berkembang dengan pesat menunjukkan adanya proses yang tidak
terpisahkan dalam perkembangannya dengan nilai-nilai hidup.
6. Mitos bahwa
ilmu dan teknologi, adalah bebas nilai, meski diterima dengan dasar analisis
yang lebih jernih. Sebab pada kenyataanya, nilai-nilai hidup harus
diimplikasikan oleh bagian-bagian praktis ilmu jika praktiknya mengandung
tujuan yang rasional. Dapat dipahami bahwa mengingat di satu pihak objektivitas
merupakanciri mutlak ilmu, sedangkan di lain pihak subjek yang mengembangkan ilmu
dihadapkan padanilai-nilai yang ikut menentukan pemilihan atas masalah dan
kesimpulan yang dibuatnya.
DAFTAR PUSTAKA
ü Rizal Mustansyir, Sejarah Perkembangan Ilmu, dalam Filsafat Ilmu
sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Liberti, 2007) hlm
84.
ü Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu, Mengurai Ontologi, Epistemologi dan
Aksiologi Pengetahuan, (Bandung : Rosda. 2006) hlm 3.
ü Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, (Surabaya:Bina
Ilmu.tt) hlm 55.
0 Komentar untuk "MAKALAH FILSAFAT ILMU (ILMU DAN TEKNOLOGI)"