MAKALAH TAFSIR TARBAWIY“Asal Usul Kejadian Manusia”Tafsir Surat Al-Alaq dan Al-Mu’minun Ayat 12-17
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sejak awal kehadirannya, Islam
telah memberikan perhatian yang amat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan
dan pengajaran dalam arti seluas-luasnya. Hal ini antara lain, dapat dilihat
pada apa yang secara normatif-teologi. Ditegaskan dalam Al-Quran dan Sunnah,
dan pada apa yang secara empiris dapat dilihat dalam sejarah. Secara
normatif-teologis, sumber ajaran Islam, Al-Quran dan Sunnah yang diakui sebagai
pedoman hidup yang dapat menjamin keselamatan hidup di dunia dan akhirat, amat memberikan
perhatian yang besar terhadap pendidikan. Demikian pula secara historis
empiris, umat Islam telah memainkan peranan yang amat sangat signifikan dan
menentukan dalam bidang pendidikan yang hasil-hasilnya hingga kini masih dapat
dirasakan.
Kemajuan
yang dicapai oleh umat Islam dalam bidang pendidikan pada khususnya dan ilmu
pengetahuan pada umumnya telah melampaui apa yang dicapai para pemikiran Yunani
Klasik seperti Plato dan Aristoteles, serta pemikiran Eropa modern seperti
Covernicus, Galilei Galileo, dan lain sebagainya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Turunnya Surat al-‘Alaq
Surat al-‘Alaq terdiri dari 19 ayat dan
diturunkan di Makkah. Surat yang membicarakan tentang penciptaan manusia dari
al-‘Alaq (segumpal darah) hingga nasibnya di akhirat nanti. Surat al-‘Alaq
tidak lain seperti al-syarh wal al-bayan (penjelasan dan keterangan).
Ayat ke-1 hingga ke-5 termasuk ayat-ayat
yang pertama kali diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW pada waktu
sedang ber-khalwat atau ber-tahannust di gua Hira( menurut Abu al-Fida` Isma’il
Ibn Katsir).
2.2. Kandungan Surat al-‘Alaq
Pertama,
•
Menurut Al-Raghib al-Asfahani secara harfiah kata qara’ yang terdapat pada ayat
tersebut berarti menghimpun huruf-huruf dan kalimat yang satu dengan kalimat
lainnya dan membentuk suatu bacaan.
•
Menurut al-Maraghi secara harfiah diartikan jadilah engkau orang yang dapat
membaca berkat kekuasaan dan kehendak Allah yang telah menciptakanmu, walaupun
sebelumnya engkau tidak dapat melakukannya.
Selain itu juga mengandung perintah agar
manusia memiliki keimanan, yaitu berupa keyakinan terhadap adanya kekuasaan dan
kehendak Allah, juga mengandung pesan ontologis tentang sumber ilmu
pengetahuan.
Allah menyuruh Nabi untuk membaca,
dengan objek bacaan yang bermacam-macam, ayat yang tertulis ataupun ayat yang
tidak tertulis (alam jagat raya dengan segala hukum kualitas yang ada di
dalamnya dan pada diri manusia). Berbagai ayat tersebut dibaca dalam arti
ditelaah, diobservasi, diidentifikasi, dikategorisasi, dibandingkan, dianalisa
dan disimpulkan yang dapat menghasilkan ilmu pengetahuan.
Pada hakikatnya seluruh ilmu itu
kepunyaan Allah, dan harus diabdikan untuk Allah, manusia hanya menemukan dan
memanfaatkan ilmu-ilmu yang harus ditujukan untuk mengenal, mendekatkan diri
dan beribadah kepada Allah. Dengan demikian ayat pertama surat al-‘Alaq terkait
dengan objek, sasaran dan tujuan pendidikan.
Kedua,
Ayat
yang berbunyi al-‘alaq.
•
Menurut al-Raghib al-asfahani berarti darah yang beku (al-damm al-jamid).
•
Menurut al-Maraghi ayat tersebut menjelaskan bahwa Dialah (Allah) yang
menjadikan manusia dari segumpal darah menjadi makhluq yang paling mulia, dan
selanjutnya Allah memberikan potensi (al-qudrah) untuk berasimilasi dengan
segala sesuatu yang ada di alam raya yang selanjutnya bergerak dengan
kekuasaan-Nya, sehingga ia menjadi makhluq yang sempurna, dan dapat menguasai
bumi dengan segala isinya. Kekuasaan Allah itu telah diperlihatkan ketika Dia
memberikan kemampuan membaca kepada Nabi Muhammad SAW, sekalipun sebelum itu ia
belum pernah belajar membaca.
Dengan demikian ayat ini memberikan
informasi tentang pentingnya memahami asal-usul dan proses kejadian manusia
yang dijelaskan dalam surat al-mu’minun, 23:12-14. Proses kejadian manusia
terbukti sejalan dengan analisis ilmu pengetahuan, agar timbul kesadaran pada
manusia, bahwa dirinya adalah makhluq yang diciptakan Allah, kesadaran yang
menimbulkan sikap egaliter, rendah hati, bertanggungjawab, beribadah dan
beramal saleh.
Khalqan âkhar (makhluq yang berbentuk
lain) menunjukkan bahwa di samping manusia memiliki unsur fisik namun ia juga
mempunyai potensi lain atau unsur ilahiyah yang dihembuskan Tuhan pada saat
usia 4 bulan dalam kandungan. Perpaduan kedua unsur tersebut (unsur fisik
jasmaniyah dengan unsur psikis rohaniyah) yang selanjutnya membentuk manusia
yang dianugrahi potensi jasmaniah pancaindra berupa penglihatan, pendengaran,
penciuman dan perabaan dan potensi rohaniah berupa dorongan, naluri dan
kecenderungan seperti kecenderungan beragama, bermasyarakat, memiliki harta, penghargaan,
kedudukan, pengetahuan dan teman hidup lawan jenis.
Dengan demikian dapat dirumuskan tujuan
pendidikan adalah upaya membina jasmani dan rohani manusia dengan segenap
potensi yang ada pada keduanya secara seimbang sehingga dapat dilahirkan manusia
yang seutuhnya. Materi pendidikan harus berisi bahan-bahan pelajaran yang
menumbuhkan, mengarahkan, membina dan mengembangkan potensi jasmaniah dan
rohaniah secara seimbang melalui metode pendidikan yang dilakukan dengan
memberikan teladan, membacakan cerita dan memberikan pujian, dsb.
Ketiga,
Pengulangan
kata iqra’
Menurut al-Maraghi pengulangan kata
iqra’ didasarkan pada alasan bahwa membaca itu tidak akan membekas dalam jiwa
kecuali dengan diulang-ulang dan membiasakannya, perintah Allah untuk mengulang
membaca berarti mengulang apa yang dibaca. Kata iqra’ mengandung arti yang luas
yaitu mengenali, mengidentifikasi, mengklasifikasi, membandingkan, menganalisa,
menyimpulkan dan membuktikan yang terkait dengan proses memindahkan ilmu
pengetahuan yang erat kaitannya dengan metode pendidikan
Keempat,
Kata
al-qalam, menurut :
•
Al-Raghib al-Asfahani berarti potongan dari sesuatu yang agak keras seperti
kuku dan kayu yang secara khusus digunakan untuk menulis.
•
Al-Maraghi menjelaskan bahwa Dia-lah Allah yang menjadikan qalam sebagai media
yang digunakan manusia untuk memahami sesuatu, sebagaimana mereka memahaminya
melalui ucapan. Lebih lanjut mengatakan bahwa qalam itu adalah alat yang keras
dan tidak mengandung unsur kehidupan dan tidak mengandung unsur pemahaman.
Pengertian al-qalam untuk selanjutnya
tidak terbatas hanya pada alat tulis tetapi menampung seluruh pengertian yang
berkaitan dengan media sebagai alat penyimpan, merekam, dll. Dapat berupa
kamera, recording, komputer, VCD, dll yang berkaitan dengan teknologi
pendidikan.
Kelima,
Mulai ayat keenam hingga ayat
ketigabelas menjelaskan sifat-sifat negatif yang dimiliki manusia :
yathgha/thagha (melampaui batas), istighna (merasa dirinya cukup), merasa tidak
memerlukan bantuan orang lain, yanha ( menghalangi orang lain berbuat baik,
seperti halnya yang dilakukan Abu Jahl terhadap Nabi.
Keenam,
Mulai ayat ketujuhbelas sampai ayat
kesembilanbelas berbicara tentang kekuasaan dan balasan Allah yang akan
ditimpakan kepada manusia yang berbuat jahat. Allah mengetahui segala perbuatan
manusia, perbuatan yang buruk akan mendapatkan azab yang ditugaskan kepada
malaikat Jabaniyah . Atas dasar ini Allah mengingatkan manusia agar patuh dan
tunduk kepada perintah-Nya.
BAB
III
KESIMPULAN
1. Surat
Al-‘alaq berisi penjelasan tentang asal-usul kejadian manusia beserta
sifat-sifat manusia yang negatif yang membantu merumuskan tujuan, materi dan
metode pendidikan.
•
Tujuan pendidikan diarahkan agar manusia memiliki kesadaran dan tanggungjawab
sebagai makhluq yang harus beribadah kepada Allah, dan mempertanggungjawabkan
perbuatannya kelak.
•
Kurikulum yang komprehensif yang tidak hanya memuat materi pendidikan agama
tetapi pendidikan umum, karena sama-sama dibutuhkan manusia.
•
Metode pendidikan harus didasarkan pada sifat-sifat kemanusiaannya dengan
menggunakan berbagai cara yang sesuai dengan kecenderungannya.
2.
Surat al-‘alaq berisi penjelasan tentang :
•
Kekuasaan Allah, bahwa Dia berkuasa untuk menciptakan manusia, memberikan
nikmat dan karunia berupa kemampuan membaca.
•
Sifat Allah yang Maha melihat terhadap segala perbuatan yang dilakukan manusia
serta berkuasa untuk memberikan balasan yang setimpal.
Uraian
di atas sangat membantu dalam merumuskan tujuan pendidikan.
3. Surat
al-‘alaq berisi penjelasan tentang perintah membaca dalam arti yang
seluas-luasnya, membaca ayat yang tersurat maupun tersirat, yang berkaitan
dengan perintah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan secara komprehensif. Yang
akan terkait dengan metode dan kurikulum pendidikan.
4. Surat
al-‘alaq berisi tentang perlunya alat dalam melakukan kegiatan dalam upaya
mengembangkan dan pemeliharaan ilmu pengetahuan sebagai sarana pendidikan.
5. Pelarangan
melakukan ibadah shalat atas Rasulullah SAW oleh Abu Jahal (9 – 12 ). Perbuatan
bodoh ini dila’nat Allah SWT.
DAFTAR
PUSTAKA
Nata,
Abuddin. 2002. Tafsir
Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy). Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Mushthafa al-Maraghi,
Ahmad. 1987. Tafsir al-Maraghi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
0 Komentar untuk "MAKALAH TAFSIR TARBAWIY “Asal Usul Kejadian Manusia” Tafsir Surat Al-Alaq dan Al-Mu’minun Ayat 12-17"