Penjajah yang tak kasat mata
Di negara yang bisa dikategorikan negara yang mulai berkembang. Negeri yang kaya akan sumber daya alam, Negeri kita memang kaya dengan sumber daya migas. Namun hampir 90% sumbernya dikuasai oleh asing. Sebuah keadaan yang tidak menyenangkan dan tidak menguntungkan sekali. Selama ini Negara mengimpor minyak mentah dan yang siap pakai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sebabnya, Pertamina sebagai pelayan migas nasional hanya diberi porsi sedikit dibanding perusahaan migas asing. Sehingga kalau harga minyak dunia naik, sementara di sisi lain kebutuhan dalam negeri meningkat maka keadaan tersebut akan mempengaruhi anggaran subsidi yang dikeluarkan Negara.
Banyaknya pengusaha-pengusaha asing yang mampir meminum air negeri kita, mampir memakan hasil makanan yang tumbuh dari negeri kita Indonesia, pastilah banyak pengusaha-pengusaha Asing ingin mendirikan Perusahaan mereka. Menyerap seluruh isi dari tanah kelahiran kita, menyerap seluruh isi yang berharga. Setelah cita-cita mereka berhasil mendirikan perusahaan diatas negeri tercinta kita Indonesa, barulah mereka mempekerjakan orang pribumi kita,yang mana kita sebagai tuan rumah menjadi kuli (Jongos) mereka. Dan rasa terima kasih mereka bila dibandingkan dengan upah yang mereka kasihkan terhadap warga pribumi kita tidaklah sebanding dengan jerih payah kita, dan tidaklah sebanding dengan semangat juang pahlawan kita menumpas penjajah di negeri tercinta ini.
Pajak perusahaan mereka tak sebanding dengan hasil mereka yang berlipat ganda, tak sebanding dengan harga keringat warga pribumi yang mereka pekerjakan. Penjajahan yang tak kasat mata, dengan sedikit demi sedikit mengeruk, menghisap, memakan, menyerap, menjual hasil dari semua yang mengalir deras dari dalam tanah air kita tercinta dan memanfaatkan semua apa yang ada didalam tanah air negeri tercinta kita, minyak, emas, dan semua apa yang ada di tanah air tercinta kita. Mau sampai kapan harta kekayaan negeri kita dikeruk habis-habisan. Jayalah Indonesiaku, jayalah Bangsaku, jayalah semuanya. Aminn
0 Komentar untuk "PENJAJAH YANG TAK KASAT MATA"