Selamat datang di BLOG kami.... Kumpulan pendidikan yang mungkin bisa membatu untuk semua.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)




SATUAN ACARA PENYULUHAN  (SAP)


Topik                             : Ca. Mamme
Sasaran                          : Keluarga dan Seluruh ibu ibu
Tempat                          : Ruang Praktek Bangsal
Hari/Tanggal                 : Sabtu, 28Januari 2017
Waktu                           : 30 Menit ( Jam 10.00-10.30 WITA )
Penyuluh                       : Mahasiswa


       I.            Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, Keluarga dan Ibu-ibu mengerti dan memahami tentang Ca. Mammae yang biasa terjadi pada ibu-ibu.

    II.            Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan ibu nifas diharapkan dapat :
1.      Menjelaskan pengertian Ca. Mammae pada ibuibu
2.      Menyebutkan macam-macam Ca. Mammae pada ibuibu
3.      Menyebutkan penyebab Ca. Mammae pada ibuibu
4.      Mampu menyebutkan tanda dan gejala Ca. Mammae pada ibu ibu
5.      Mambu menyebutkan pencegahan Ca. Mammae pada ibu ibu.
6.      Mampu menyebutkan penanganan mastitis pada ibu ibu
7.      Mampu menyebutkan komplikasi yang terjadi pada Ca. Mammae pada ibu ibu.

 III.            Pokok Bahasan
Materi yang akan disampaikan pada penyuluhan ini adalah :
1.      Pengertian Ca. Mammae
2.      Macam-macam Ca. Mammae
3.      Penyebab Ca. Mammae
4.      Tanda dan gejala Ca. Mammae
5.      Pencegahan Ca. Mammae
6.      Penanganan Ca. Mammae
7.      Komplikasi Ca. Mammae

 IV.            Kegiatan penyuluhan

Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Metode
Pendahuluan
5 Menit
MMenitenit
1.      Salam
2.      Perkenalan
3.      Kontrak Waktu
4.      Menjelaskan Tujuan Kegiatan
5.      Menggali pengetahuan peserta tentang Ca. Mammae



Mendengarkan, memperhatikan dan menanggapi pertanyaan penyuluh
Ceramah, tanya jawab, diskusi
Penyajian
15 Menit
Menjelaskan tentang :
1.      Pengertian Ca. Mammae
2.      Macam-macam Ca. Mammae
3.      Penyebab mastitis
4.      Tanda dan gejala Ca. Mammae
5.      Pencegahan Ca. Mammae
6.      Penanganan Ca. Mammaes
7.      Komplikasi mastitis

Memperhatikan penjelasan perawat               ( penyuluh)
Ceramah, tanya jawab.
Evaluasi
10 Menit
1. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
2. Memberikan umpan balik dengan memberikan pertanyaan pada peserta mengenai mastitis
3. Membacakan kesimpulan
4. Mengakhiri kegiatan dengan salam penutup

1.    Mengajukan pertanyaan
2.    Menjawab pertanyaan dengan benar

Tanya jawab dan diskusi.

    V.            Metode
1.      Ceramah
2.      Tanya Jawab

 VI.            Media
Leaflet dan lembar balik

   VII.       Sasaran
Keluarga dan Ibu-ibu diruang Bangsal.

    VIII.   Pelaksanaan
Ketua                : 
Moderator         : 
Penyaji              :

Kriteria Evaluasi
a.       Kriteria struktur
1.      Peserta hadir di Ruang Praktek Bangsal
2.      Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Praktek Bangsal
b.      Kriteria Proses
1.      Keluarga dan Ibu-ibu  antusias terhadap materi penyuluhan
2.      Keluarga dan Ibu-ibu  konsentrasi mendengarkan penyuluhan
3.      Ibu-ibu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan baik.
c.       Kriteria Hasil
1.      Keluarga dan Ibu-ibu  mampu  menjelaskan pengertian Ca. Mammae
2.      Keluarga dan ibu-ibu mampu menyebutkan macam-macam Ca. Mammae
3.      Keluarga dan ibu-ibu  mampu menyebutkan penyebab Ca. Mammae
4.      Keluarga dan ibu-ibu mampu menyebutkan tanda dan gejala Ca. Mammae
5.      Keluarga dan ibu-ibu  mampu menyebutkan pencegahan Ca. Mammae.
6.      Keluarga dan ibu-ibu mampu menyebutkan penanganan Ca. Mammae
7.      Keluarga dan ibu-ibu mampu menyebutkan komplikasi yang terjadi pada Ca. Mammae.

  

DAFTAR PUSTAKA

http://yossamelkaputri.blogspot.com/2012/06/mastitis.html : diakses Tanggal 11 November 20.00 Wita
Windastiwi, Wenny. 2008. Satuan acara pendidikan kesehatan. Alamat website.
http://wennywindastiwi.blogspot.com/2008/11/tugas-sap-mastitis.html : diakses Tanggal 11 November 22.00 Wita


MATERI PENYULUHAN
MASTITIS
A.    Pengertian
Mastitis adalah suatu infeksi pada jaringan payudara (Infeksi pada Payudara). Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di dalam payudara). Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.

B.     Macam –macam Mastitis
Ada 2 macam mastitis yaitu : Mastitis infektif dan non-infektif.
1.      Mastitis Infektif diakibatkan oleh kuman yang masuk ke saluran air susu di puting payudara melalui perantaraan mulut atau hidung bayi Anda saat menyusui.
2.      Mastitis non infektif mastitis terjadi karena antara lain saluran air susu yang tersumbat atau juga karena posisi menyusui yang salah.
Para wanita yang baru pertama kali menyusui cenderung lebih sering terkena mastitis. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.

C.     Penyebab Mastitis
a.       Bayi tak mau menyusu
Biasanya ada suatu keadaan yang membuat bayi jadi tak suka menyusu. Misalnya, ASI keluar terlalu deras sehingga setiap kali mengisap puting susu ibunya, bayi jadi gelagapan.
b.      Ibu tidak teratur mengeluarkan ASI, karena:
1.      Terpisah sementara dari si kecil. Misalnya ibu yang bekerja dan tidak mengeluarkan ASI-nya dengan diperah/dipompa.
2.      Ibu menyelingi pemberian ASI dengan susu botol. Jadi ada jarak waktu di mana ibu tidak mengeluarkan ASI.
3.      Puting terluka atau lecet sehingga ibu segan menyusui. Lecet pada puting susu menyebabkan kuman staphylococcus aurens masuk menyebabkan infeksi mastitis.
Apa pun penyebabnya, ASI yang tidak dikeluarkan mengakibatkan terjadinya penggumpalan air susu dalam kelenjar susu di payudara (ini bisa terlihat dari bengkaknya payudara ibu). Makin lama, penggumpalan tersebut akan menyumbat kelenjar susu sehingga volume ASI yang keluar jadi sedikit. Desakan ASI yang tak lancar inilah yang menimbulkan rasa sakit pada payudara.
Mastitis terjadi jika ada kuman masuk ke dalam kelenjar susu melalui puting susu. Bisa karena luka akibat posisi mulut bayi yang tidak tepat atau karena kurangnya higienitas puting. Umumnya bakteri yang menginfeksi adalah staphylococcus aureus. Bakteri biasanya masuk melalui puting susu yang pecah-pecah atau terluka. Atau bisa juga karena adanya sumbatan pada saluran ASI.
Jika sudah terinfeksi, payudara akan bengkak dan terasa nyeri, terasa keras saat diraba dan tampak memerah. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah-pecah. Badan demam seperti terserang flu. Namun bila karena sumbatan tanpa infeksi, biasanya badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta merah.

D.    Tanda dan Gejala
Jika sudah terinfeksi, payudara akan bengkak dan terasa nyeri, terasa keras saat diraba dan tampak memerah. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah-pecah. Badan demam seperti terserang flu. Namun bila karena sumbatan tanpa infeksi, biasanya badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta merah.
Tanda-tanda dan gejala mastitis dapat muncul tiba-tiba dan bisa mencakup:
1.      Nyeri pada payudara
2.      Pembengkakan payudara
3.      Benjolan pada payudara
4.      Keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung nanah
5.      Demam

E.     Pencegahan
1.      Susui bayi segera dan sesering mungkin.
Bila payudara terasa penuh, segera keluarkan dengan cara menyusui langsung pada bayi. Kalaupun bayi belum lapar, keluarkan ASI dengan cara diperah atau dipompa sehingga pengeluaran ASI tetap lancar.
2.      Jaga kebersihan sekitar puting dan payudara.
Selesai menyusui, bersihkan puting dengan menggunakan kapas yang dibasahi air matang. Keringkan puting dengan handuk agar suasana di sekitarnya tak lembap. Kelembapan akan memudahkan kuman berkembang biak.
3.      Jangan membersihkan puting dengan sabun.
Kandungan soda pada sabun dapat membuat kulit menjadi kering sehingga mudah terjadi iritasi seperti lecet atau luka bila disusui bayi. Puting yang luka harus tetap dibersihkan sehabis diisap bayi
4.      Pilih bra khusus untuk ibu menyusui dengan bahan yang menyerap keringat.
Jangan gunakan bra yang terlalu menekan payudara. Demi menjaga higienitas daerah payudara, ganti bra sesering mungkin setiap kali basah
Karena keringat atau setelah dipakai seharian.

F.      Penanganan
Adapun penanganan yang dapat dilakukan pada pasien mastitis adalah:
1.      Payudara dikompres dengan air hangat
2.      Untuk mengurangi rasa sakit nyeri dapat diberikan analgetika misalnya acetaminophen atau ibuprofen
3.      Untuk mengurangi infeksi dapat diberikan antibiotika
4.      Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya.
5.      Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan makan-makanan yang bergizi.
Istirahat akan menghilangkan stres dan meningkatkan kekebalan tubuh Anda kembali. Cara ini pun bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena istirahat dapat memulihkan kondisi tubuh.
Jangan lakukan pemijatan karena dikhawatirkan justru membuat kuman tersebar ke seluruh bagian payudara dan menambah risiko infeksi. Bayi masih boleh menyusu kecuali bila terjadi abses. Kalau demikian keadaannya, untuk mengurangi bengkak, ASI harus tetap dipompa keluar. Bayi sebaiknya tetap menyusu pada payudara yang tak terinfeksi. Penghentian ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi kuman penyakit pada payudara yang dapat berlanjut menjadi abses payudara (payudara bernanah). Susuilah lebih sering di payudara yang meradang.Susuilah payudara yang meradang sampai kosong, karena apabila ada yang tersisa akan lebih mudah terinfeksi lagi. Sebaiknya langsung susui bayi (jangan dipompa), kecuali jika terpaksa karena bayi menolak menyusu, keluarkan ASI dengan tangan atau dipompa. Mulailah menyusui dengan payudara yang sehat, setelah itu baru ganti ke payudara yang sakit. Cara ini akan mengurangi nyeri saat menyusu.
Apabila bayi Anda menolak untuk menyusu pada payudara yang meradang, ini dapat disebabkan karena peradangan kelenjar susu meningkatkan kadar sodium (garam) pada ASI sehingga rasanya jadi asin. Kebanyakan bayi tidak menyadari rasa asin ini, tetapi ada bayi yang menolak untuk meminumnya. Apabila bayi Anda menolak, mulailah menyusui dari payudara yang sehat, baru selanjutnya tukar ke payudara yang meradang. Apabila peradangan terus berlanjut, segeralah periksa ke dokter
Makanlah makanan bergizi dan banyak minum karena kondisi mastitis membuat daya tahan tubuh ibu menurun. Daya tahan tubuh yang meningkat dapat mengatasi infeksi.

G.    Komplikasi
Pada mastitis jika tidak diobati dapat terjadi Abses (penimbunan nanah di dalam payudara). Jika terjadi abses dapat dilakukan dengan Insisi.

Related : SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

0 Komentar untuk "SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)"

loading...