BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian
tindakan (action research). Penelitian tindakan merupakan bentuk investigasi
yang bersifat refleksi partisipatif, kolaboratif dan spiral yang memiliki
tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode, kerja, proses, isi,
kompetensi, dan situasi (Supardi, 2006:104).
Action research (AR)
adalah salah satu jenis riset sosial terapan yang pada hakekatnya merupakan
suatu eksperimen sosial. Penelitian tindakan juga merupakan suatu inovasi untuk
menghasilkan perubahan dalam prosedur kebijakan dengan dimonitor melalui metode
riset sosial (Payne & Payne, 2004).
Arikunto S. (2006)
mengatakan penelitian adalah suatu upaya untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan. Kemmis dan McTaggart menjelaskan bahwa
riset tindakan sebagai bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh para
partisipan dalam situasi sosial dengan tujuan memajukan produktivitas,
rasionalitas, keadilan pada persoalan sosial, atau praktik pendidikan. Guru,
kepala sekolah, orang tua, siswa,dan anggota masyarakat adalah sebagai partisipan
(Suparno, 2008:6).
Menurut Tomal, riset
tindakan berbeda dengan riset kualitatif dan kuantitatif tetapi mempunyai sifat
dari keduanya. Riset tindakan lebih menekankan proses pemecahan persoalan dan
kemajuan maka bisa menggunakan pendekatan
kualitatif maupun kuantitatif tapi tidak terlalu ketat, tidak harus menggunakan analisis statistik yang ketat
seperti riset kuantitatif, juga tidak harus menggunakan cerita panjang seperti
riset kualitatif (Tomal, 2003: 4-5).
Penelitian tindakan
merupakan bentuk penyelidikan yang bersifat
memperbaiki suatu kondisi dengan turut serta berpartisipasi di dalamnya,
dengan bekerjasama memanfaatkan berbagai informasi yang terkumpul sebagai bahan
untuk merefleksi dan tindakan tersebut dilakukan berulang-ulang kemudian dalam
setiap pengulangan terjadi perbaikan-perbaikan. Proses dan temuan hasil
penelitian tindakan didokumentasikan secara rinci dan cermat.
Proses dan temuan
dilakukan melalui observasi, evaluasi, refleksi, sistematis dan mendalam.
Penelitian yang dipilih merupakan suatu inkuiri reflektif
(self-reflective-inquiry) yang berkelanjutan. Penelitian secara terus menerus
bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, penjelasan dan justifikasi tentang
kemajuan, peningkatan, kemunduran, kekurangefektifan dari pelaksanaan sebuah
tindakan.Disamping memperoleh pengetahuan, penelitian tindakan juga bertujuan
untuk mengembangkan diri dan pemahaman mendalam mengenai pelaksanaan
pembelajaran dan kemudian mencoba memperbaikinya dan berlanjut pada upaya
memahami dampaknya. Penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang
dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan decision maker tentang
variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan segera digunakan untuk
menentukan kebijakan dan perkembangan.
Penelitian ini
menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggrat yaitu berbentuk spiral dari siklus
satu ke siklus yang lainnya. Desain penelitian ini menjadi empat tahapan yaitu:
1.Tahap melihat apa
yang ada di lapangan
2.Tahap merumuskan
apa yang ada di lapangan
3.Tahap merumuskan
penerapan atau solusi yang tepat
4.Tahap pemberian
tindakan Sesuai dengan teori Kemmis dan Taggart:
B. Waktu dan Tempat Observasi
Penentuan
waktu dan tempat penelitian di maksudkan untuk memperjelas tujuan dalam
penelitian ini.Penelitian dilakukan di perpustakaan Masjid Jami’ Dinoyo jalan mayjen Haryono
No.194 Malang.
A.
Kehadiran Peneliti di Lapangan
Kehadiran peneliti di lapangan
sangat menentukan terhadap kesuksesan penelitian, karena peneliti berusaha
berinteraksi dengan subyek secara langsung dan meneliti secara alamiah, apa
adanya. Dalam hal ini peneliti hadir di lapangan untuk melaksanakan dan
mengobservasi berlangsungnya kegiatan yang sudah di rencanakan terkait bagaiman
cara menyadarkan dan keikut andilan masyarakat melalui motivasi dan promosi tentang perpustakaan di Masjid
Jami’ Dinoyo.
B.
Sumber Data dan Jenis Data
Peneliti mencari sumber data melalui informan,
kegiatan problem solving dan dokumen yang terkait dengan masyarakat.
1.
Informan yaitu kepala perpustakaan yang
mengetahui dan telah melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan serta
orang-orang yang dapat memberikan informasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
2.
Proses kegiatan yang berlangsung di lapangan
3.
Dokumen yang terkait dengan masyarakat.
C.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat Bantu bagi
peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen ini dikategorikan
menjadi dua, yaitu :
1.
Instrumen Utama
Dalam penelitian tindakan kolaborasi-partisipasi-refleksi tidak terlepas
dari campur tangan peneliti, oleh sebab itu, peneliti sebagai instrumen memberi
peranan penting dalam situasi yang berubah-ubah.
2.
Instrumen Pendukung
Instrumen ini berupa pedoman pengumpulan data, yaitu pedoman wawancara dan
observasi
Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti
menggunakan metode observasi, dimana observasi tersebut merupakan salah satu
metode untuk memperoleh data yang dimaksud. Di samping itu, pengumpulan data juga
diperoleh dari wawancara dan dokumentasi.
3.
Observasi
Observasi dapat diartikan sebagai pencatatan sistematik terhadap
fenomena-fenomena yang diteliti. Adapun
jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
a. Observasi
partisipatif
Peneliti
terjun langsung secara partisipatif serta aktif dalam kegiatan obyek yang diteliti
dan menjadi pengarah agar sesuai dengan skenario peneliti serta menjadi
fasilitator yang mengarahkan kegiatan masyarakat yang diteliti untuk
melaksanakan tindakan yang mengarah pada data.
b. Observasi aktivitas kegiatan
Peneliti memperoleh gambaran tentang suasana dalam kegiatan dan dapat
melihat secara langsung tentang tingkah masyarakat, kerja sama dan komunikasi
mereka, serta motivasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan kesadaran melalui
motivasi dan promosi.
4.
Wawancara
Wawancara yang digunakan disini adalah wawancara bebas terpimpin yang biasa
disebut dengan interview terkontrol (Controlled Interview). Metode ini
hanya menyediakan poin-poin persoalan pokok saja. Tehnik pertanyaan dan
bagaimana cara bertanya diserahkan pada interviewer (pewawancara) sehingga
wawancara berjalan lebih luwes. Wawancara dilakukan untuk menggali data dan
sumber primer yang dibutuhkan terkait dengan tujuan penelitian.
Peneliti mewawancarai pimpinan perpustakaan, ta’mir Masjid dan orang-orang
yang terkait dengan penelitian yang dapat memberikan informasi.
5.
Dokumentasi
Dokumentasi ini berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, notulen, agenda, dsb. selama penelitian berlangsung. Pencatatan ini
dilakukan untuk mengetahui kesadaran masyarakat dan partisipasinya.
D.
Pengecekan Kabsahan data
Pengecekan keabsahan data dilakukan setelah
semua hasil diketahui. Pengecekan ini sering disebut dengan verifikasi, hal itu
dilakukan untuk mengetahui seberapa kredibel penelitian dilakukan. Ada
tahap-tahap dalam pengecekan keabsahan data.
1.
Triangulasi, mencakup pengecekan kembali keragaman data,
metode dan teori. Dalam penelitian ini hanya menggunakan triangulasi sumber
data dan teknik pengumpulan data.
2.
Pengecekan kembali pada informan, apakah
sesuai dengan hasil penelitian. (Wiriatmadja.
Rachiati).
Untuk halaman selanjutnya KLIK DISINI
Untuk halaman selanjutnya KLIK DISINI
0 Komentar untuk "PAR (PARTICIPATORY ACTION RESEARCH ASSIGNMENT) “MEMBANGUN KESADARAN MASYARAKAT MELALUI PARTISIPASI DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI WINDOW OF KNOWLEDGE (JENDELA ILMU PENGETAHUAN) DI MASJID JAMI’ DINOYO MALANG”"