AL-QUR’AN DAN AL-HADITS SEBAGAI DASAR FUNDAMENTAL PENDIDIKAN ISLAM
BAB I
LATAR BELAKANG
Dalam suatu
aktivitas yang berkesinambungan sebagai tranformasi ilmu pengetahuan, sebagai
pewarisan (tranmisi) budaya, dan sebagai agent perubahan sosial, pendidikan memerlukan
suatu landasan islam. Suatu totalitas pendidikan harus bersandar pada landasan
dasar.
Pendidikan
islam baik sebagai konsep maupun sebagai aktivitas yang bergerak dalam rangka
pembinaan kepribadian yang utuh, paripurna/syumul, memerlukan suatu dasar yang
kokoh, kajian pendidikan islam tidak boleh lepas dari dasar-dasar.
Dasar adalah
suatu landasan untuk berdirinya suatu, fungsi dasar ialah memberikan arah pada
tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya
sesuatu, setiap negara mempunyai dasar pendidikan sendiri. Pencerminan filsafat
suatu bangsa disusun dan oleh karna itu maka setiap sistim pendidikan suatu
bangsa itu berbeda karena mereka mempunyai falsafah hidup yang berbeda, oleh
karena menyangkut permasalahan falsafah maka dalam pola dasar pendidikan islam
itu mengandung pandangan islam. Islam memandang bahwa setiap fenomena alam
adalah adalah hasil ciptaan Allah dan tunduk pada hukum-hukum Mekanismenya
sebagai Sunatulloh, oleh karena itu manusia harus dididik agar mampu menghayati
dan mengamalkan nilai-nilai dalam hukum Allah.
Islam
memandang manusia sebagai mahluk yang paling mulia karna memiliki harkat dan
martabat yang terbentuk dari kemampuan kejiwaan. Akal budinya menjadi tanaga
penggerak yang membedakan dari mahluk lainya.
Manusia
menurut pandangan islam diletakan pada posisi Kholifah dimuka bumi ini sebagai
kholifah manusia diberi kelengkapan hidup rohaniah dan jasmaniyah yang
memungkinkan dirinya melaksanakan tugas kekholifahannya.
Dalam rangka
membina filsafah pendidikan yang didasari nilai islam diperlukan berbagai ilmu
pengetahuan dan pengalaman seluas pandangan islam baik sebagai agama maupun
pandangan islam. Bukanlah falsafah islam yang murni bilamana ia mengandung
pandangan (konsepsi) memikirkan yang terlepas dari sumber pandangan islam
secara menyeluruh dan mendasar, suatu falsafah islam yang hanya melancarkan
masalah yang menyangkut bagaimana pendidikan agama islam berlangsung dan
dilangsungkan di dalam negara yang berdasarkan islam atau dimana islam diajarkan
atau dididik didalam lembaga-lembaga pendidikan.
Falsafah
berusaha mengkaji pangkal segala hal sampai keujungnya juga mengkaji hubungan
dan kaitan manusia dengan manusia, lalu antara manusia dengan alam jagad,
antara manusia dan pencipta jagad. Maka falsafah Allah meliputi ujung secara
keseleruhan.
Sebagai
sumber pedoman bagi umat islam, al-qur’an mengandung dan membawakan nilai-nilai
yang membudayakan manusia, hampir 2/3 ayat-ayat Al-qur’an mengandung motivasi
kependidikan bagi umat manusia.
- A. Rumusan
Masalah
Al-Qur’an
sebagai sumber pemikiran islam sangat banyak memberikan inspirasi edukatif yang
perlu dikembangkan secara filosofis maupun ilmiah, pengembangan demikian
diperlukan sebagai kerangka dasar dalam membangun sistem pendidikan islam, yang
salah satunya dengan cara mengintrodusir konsep-konsep al-qur’an tentang
kependidikan. Lebih lanjut al-qur’an memiliki pandangan yang spesifik tentang
pendidikan. Beberapa idiom banyak menjumpai dalam al-qur’an seperti kata rabb
yang menjadi akar dari kata tarbiyah, tarbiyah merupakan konsep
pendidikan yang banyak digunakan hingga sekarang.
Psikologi
islam merupakan sebuah aliran baru dalam dunia psikologi yang mendasarkan
seluruh bangunan teori-teori dan konsep-konsepnya kepada islam, islam sebagai
ajaran, islam sebagai pemahaman dan pemikiran serta islam sebagai praktek atau
pengalaman, pendidikan secara umum dapat memuat rincian. Karena itu psikologi
pendidikan kita kedepan post conflict.
- B.
Tujuan Pembahasan
Dalam
pendidikan islam memiliki tujuan yang sangat erat dengan psikologi, pendidikan
merupakan suatu proses panjang untuk mengaktualkan seluruh potensi diri manusia
sehingga potensi kemanusiaanya menjadi aktual.
Selayaknya
dalam pendidikan islam memiliki landasan psikologi yang berwawasan kepasa islam
dengan berpandu kepada al-qur’an dan hadits sebagai sumbernya, sehingga akhir
dari tujuan pendidikan islam dapat terwujud dan menciptakan insan kamil,
bahagia di dunia dan di akhirat. Psikologi dalam islam ada yang menyebutkan
dengan istilah psikologi islam, psikologi al-qur’an, psikologi qur’ani,
psikologi sufi dan nafsiologi.
Setiap usaha
kegiatan dan tindakan yang di sengaja untuk mencapai suatu tujuan harus
mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu
pendidikan islam sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai
landasan kemana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan islam itu
dihubungkan.
Landasan itu
terdiri dari al-qur’an dan as-sunnah Nabi Muhammad SAW yang dapat dikembangkan
dengan ijtihad dan sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan
islam sangat memperhatikan penataan individual dan sosial yang membawa
penganutnya pada pemelukan dan pengaplikasian islam secara komprehensif, agar
penganutnya mampu memikul amanat yang dikehendaki Allah, pendidikan islam harus
kita maknai secara rinci karena itu keberasaan fererensi/sumber pendidikan
islam merupakan sumber utama islam itu sendiri yaitu al-qur’an dan
al-hadits/as-sunnah.
- 1.
Al-Qur’an
Suatu umat
yang dianugrahkan Tuhan suatu kitab suci al-qur’an yang lengkap dengan segala
petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal,
dasar-dasar pendidikan mereka adalah bersumber kepada filsafat hidup yang
berdasarkan kepada al-qur’an.
Al-qur’an
diakui oleh orang-orang islam sebagai firman Allah dan karenanya ia merupakan
dasar bagi hukum mereka, al-qur’an merupakan himpunan wahyu Tuhan yang samapi
kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat jibril, al-qur’an tidak
diwahyukan secara keseluruhan tetapi turun secara sebagian-sebagaian sesuai
dengan timbulnya kebutuhan dalam masa kira-kira 23 tahun. Diturunkannya
al-qur’an secara berangsur-angsur bertujuan untuk memecahkan setiap problema
yang timbul dalam masyarakat. Dan juga menunjukkan suatu kenyataan bahwa
pewahyuan total pada suatu waktu adalah mustahil, karena al-qur’an turunnya
petunjuk bagi kaum muslimin dari waktu kewaktu yang selaras dan sejalan dengan
kebutuhan yang terjadi. Al-qur’an sepenuhnya berorentasi tuk kepentingan
manusia, dialah mata air yang kepadanya berpokok segala mata air yang diminum
tuk menetapkan hukum al-qur’an dan menerangkan segala keperluan manusia,
al-qur’an sebagai tempat pengambilannya menjadi sandaran segala dasar cabang
yang menjelaskan tentang pranata susila yang benar bail kehidupan manusia.
Al-qur’an berisi aturan yang sangat lengkap dan tidak pula punya celah,
mempunyai nilai universal dan tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Al-qur’an
merupakan kitab pendidikan dan pengajaran secara umum, juga merupakan kitab
pendidikan secara khusus pendidikan sosial, moral dan spiritual. Tidak
diragukan bahwa keberadaan al-qur’an telah mempengaruhi sistem pendekatan rosul
dan para sahabat, lebih-lebih ketika Aisyah ra menegaskan bahwa akhlak beliau
adalah al-qur’an (Surat Al-Furqon : ٢٣ )
وقال الذين
كفروالولا نزل عليه القرأن جملةواحدة كذالك لنثب به فوادك ورتلنه
ترتيلا (٢٣)
Artinya:
Berkatalah
orang-orang kafir mengapa al-qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun
saja? Demikianlah supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacakannya
secara tartil.
Dari ayat
diatas kita dapat mengambil 2 isyarat yang berhubungan dengan pendidikan yaitu
pengokohan hati dan pemantapan keimanan serta sikap tartil dalam membaca
al-qur’an.
Kelebihan
al-qur’an diantaranya terletak pada metode yang menajubkan dan unik sehingga
konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya, al-qur’an mampu menciptakan
individu yang beriman dan senantiasa mengesakan Allah, serta mengimani hari
akhir. Al-qur’an yang terpenting adalah mendidikan manusia melalui metode yang
bernalar serta sarat dengan kegiatan meneliti, membaca, mempelajari, melayani,
dan observasi ilmiah terhadap manusia sejak manusia masih dalam bentuk segumpal
darah dalam rahim ibu.
Firman
Allah:
اقرأباسم ربك
الذي خلق (۱) خلق الانسان
من علق (٢) أقرأوربك الاكرم (٣) الذي علم باالقلم (٤) علم الا نسان مالم يعلم (٥)
العلق 1.
Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhan Mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
segumpal darah.
Bacalah dan
tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajar manusia dengan perantara
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dalam surat
Asy-Syam, dengan berulang-ulang Allah SWT mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk yang dapat dididik, disucikan dan di tinggikan.
Al-qur’an
ialah: Firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh jibril kepada Nabi
Muhammad SAW, didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat di kembangkan untuk
keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam
al-qur’an itu terdiri dari 2 prinsip besar yaitu yang berhubungan dengan
masalah keimanan yang disebut Aqidah, dalam al-qur’an terdapat banyak ajaran
yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan,
karena termasuk ke dalam usaha/tindakan untuk membentuk manusia termasuk ke
dalam ruang lingkup mua’malah. Pendidikan sangat penting karena ia takut
menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, oleh karena itu
pendidikan islam harus menggunakan al-qur’an sebagai sumber utama dalam
merumuskan berbagai teori tentang pendidikan islam, dengan kata lain pendidikan
islam harus berlandaskan ayat-ayat al-qur’an yang penafsiran-Nya dapat
dilakukan berdasarkan ijtihad di sesuaikan dengan perubahan dan pembaharuan.
Al-qur’an
dianggap sebagai sumber syari’at islam, terutama dan terpenting dan sumber-sumber
yang mungkin untuk menjadi dasar falsafah pendidikan sesungguhnya mereka (kaum
muslimin) tidak membaca al-qur’an kecuali pada tingkat pengajaran rendah itupun
tanpa memahami maknanya dan menguasai dengan sempurna segala kandungannya,
padahal sebenarnya al-qur’an itu perbendaharaan maha besar meliputi
perbendaharaan-perbendaharaan kebudayaan manusia. Terutama segi sepiritualnya,
al-qur’an merupakan kitab pendidikan dan pengajaran secara umum, dan juga kitab
pendidikan sosial.
Ibnu Rushd
begitu menghargai falsafah dan akal, karena tanpa akal ayat-ayat
al-qur’an dan maksud penciptaan manusia secara umum tidak banyak mempunyai
arti, akal dan al-qur’an tidak bisa di pertentangkan. Jika kita menjumpai
ayat-ayat al-qur’an yang seolah-olah bertentangan dengan akal, menurut Ibnu
Rushd ayat itu haruslah ditakwilkan seperti dia katakana secara tegas.
قان لان
موافقافلا قول هنالك وان الان مخالفاتولباتئويله (المفل : ٧٩)
Artinya :
Jika disana
tak ada pertentangan antara wahyu dan akal. Maka tak ada perlu dikatakan, tapi
jika ada perhitungan, maka wahyu haruslah ditafsirkan (fash, Almaqal : 97)
Takwil
/tafsir adalah solusi yang terbaik untuk memahami wahyu, jika kita menghadapi
ayat-ayat al-qur’an yang tampak bertentangan dengan semangat kemanusiaan atau
sebaliknya menyalahkan kemanusiaan tersebut, tapi tugas kita adalah
menafsirkannya dan menta’wilnya agar sesuai dengan nilai-nilai dasar agama dan
kemanusiaan.
- 2.
As-Sunnah (Hadits)
Dasar yang
keuda selain Al-qur’an adalah sunnah Rosulullah, amalan yang dikerjakan oleh
Rosulullah SAW proses perubahan hidup sehari-hari menjadi sumber utama
pendidikan islam karena Allah SWT menjadikan Muhammad sebagai teladan bagi
umatnya.
Nabi
mengajarkan dan mempraktekkan sikap dan amal baik kepada istri dan sahabtnya,
dan seterusnya mereka mempraktekan pula seperti yang dipraktekan Nabi dan
mengajarkan pula kepada orang lain, perkataan atau perbuatan dalam ketetapan
Nabi.
Assunnah
ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rosul SWT yang dimaksud dengan
pengakuan itu ialah kejadian/perbuatan orang lain yang diketahui Rosulullah dan
beliau membiarkan saja kejadian/perbuatan itu berjalan, sunnah yang berisi
Aqidah dan syari’ah, sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup
manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia
seutuhnya/muslim yang bertaqwa, untuk itu Rosul Allah menjadi guru dan pendidik
utama, beliau sendiri mendidik semua itu adalah pendidikan dalam rangka
membentuk manusia muslim dan msyarakat islam.
Oleh karena
itu sunnah merupakan landasan ke dua bagi cara Pembina pribadi manusia muslim,
sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang, itulah sebabnya
mengapa ijtihad perlu di tingkatkan dalam memahaminya termsuk sunnah yang
berkaitan dengan pendidikan.
Assunnah
sebagai dasar islam tidak terlepas dari fungsi as-sunnah itu sendiri terhadap
al-qur’an, fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an adalah sangat penting, ada
beberapa pembenaran yang mendesak untuk segera di tampilkan, yaitu as-sunnah
menerangkan ayat-ayat al-qur’an yang bersifat umum, maka dengan sendirinya yang
menerangkan itu terkemudian dari yang diterangkan, assunnah mengkhidmati
al-qur’an, memang assunnah menjelaskan mujmal al-qur’an menerangkan muskilnya
memanjangkan keringkasannya.
Prinsip
menjadikan al-qur’an dan hadits sebagas dasar pendidikan islam bukan hanya di
pandang sebagai kebenaran keyakinan semata, lebih jauh kebenaran itu juga
sejalan dengan kebenaran yang dapat diterima oleh akal yang sehat dan bukti
syarah. Dengan demikian barangkali wajar jika kebenran itu kita kembalikan
kepada pembuktian kebenaran pernyataan Allah SWT dalam al-qur’an, kebenaran
yang dikandungnya adalah kebenaran yang hakiki, bukan kebenaran spekulatif dan
relativ, hal ini sesuai dengan jaminan Allah.
Hadits
Rosulullah SAW mengutus sahabat Mu’adz ra. untuk menjadi pemimimpin agama di
negeri yaman, beliau di tanya oleh Rosululluh SAW.
قال : لم
تحكم ؟ قال : بكتاب الله. قال : فان لم تجد ؟ قال : بسنة رسول الله
قال : فان لم
تجد ؟ قال اجتهدرأي
Artinya:
Tanya Nabi
dengan apa engkau menghukum jawab Muadz dengan kitab Alloh, Nabi berkata
jikalau engkau tidak dapati jawab Mu’dz saya berijtihad dengan pikiran saya.
Khalifah
Umar bin Khattab ra. pernah mengirim surat kepada Syuraih, ketika ia menjabat
qodhi.
إذا أتك
امرفا قض ليما ني كتاب الله. فان اتك ماليس فى كتاب الله فاقض بما فيه سنّ فيه
رسول الله ص.م
Artinya :
Apabila
datang kepada engkau suatu urusan, maka hukumkanlah dengan apa yang ada didalam
kitab Allah, jika datang kepada engkau barang apa yang tidak didalam kitab
Allah, maka hukumkanlah dengan apa yang pernah di hukumkan oleh Rosulullah.
Oleh sebab
itu maka andaikata ada sebagai ummat yang mengaku sebagai umat islam
berkata/berpendapat, bahwa tentang urusan agama cukup mengikuti al-qur’an saya,
tidak asah dengan assunnah, maka mereka itu adalah sesat dari jalan yang benar
dan sudah tidak mengikuti pimpinan al-qur’an, karena al-qur’an telah
memerintahkan dengan jelas dalam beberapa ayatnya bahwa umat islam harus
mentaati (mengikuti pimpinan) Rasul, demikian maka sahabat Abdullah bin Umar ra
pernah berkata.
من خالف
السنه فقد كفر
Artinya :
Barang siapa
menyalahi akan sunnnah, maka kufurlah ia.
Jelaslah
bahwa kewajiban umat islam terhadap sunnah Rosul ialah menerima dan
mencontohnya.
Kata Imam
Asy-Syathibi, Derajat/tingkatan sunnah itu ada di bawah/dibelakang al-qur’an.
Al-qur’an di
yakini kebenaran dengan tegas, sedang as-sunnah masih di sangka kebenarannya,
jelasnya al-qur’an itu dari segi ketetapan dan kenyataannya dari sangka,
kecuali yang bertingkatan mutawatir oleh sebab itu yang maqthu (diyakini dengan
tegas) harus didahulukan dari pada yang madrun (disangka) dengan demikian, maka
wajiblah mendahulukan al-qur’an daripada as-sunnah.
As-sunnah
itu adakalanya untuk menjadi keterangan bagi al-qur’an dan kalanya untuk
menambah keterangan saja, maka dengan sendirinya as-sunnah terkemudian
al-qur’an, yakni yang menerangkan itu terkemudian dari yang diterangkan maka
jika as-sunnah terjadi keterangan tentu saja ia menjadi yang kedua sesudah yang
diterangkan, maka al-qur’an harus di dahulukan.
BAB III
PENUTUP
- A. Kesimpulan
Pendidikan
dalam islam merupakan proses perubahan sikap dan tatalaku orang dalam usaha
mendewasakan manusia supaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan islam adalah
usaha maksimal untuk menentukan kepribadian anak didik berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang telah di gariskan dalam al-qur’an dan
as-sunnah/al-hadits.
Al-qur’an
merupakan pendidikan secara umum, yang merupakan pendidikan secara khusus,
kelebihan dalam al-qur’an terletak pada metode yang menakjubkan dan unik
sehingga dalam konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya, al-qur’an mampu
menciptakan individu yang beriman dan senantiasa meng-Esakan Allah, serta
mengimani hari akhir.
Assunnah/al-hadits
adalah: Perbuatan, perkataan ataupun pengakuan Rosul Allah SWT, pengakuan itu
sendiri adalah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rosulullah,
untuk membina umat manjadi manusia seutuhnya.
Al-Hadits
sebagai dasar islam tidak terlepas dari fungsi itu sendiri terhadap al-qur’an,
fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an adalah sangat penting.
- B.
Daftar Pustaka
-
Prof. H.M. Arifin NEd, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: 2003
-
Prof. Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetiv, Yogyakarta: 2004
-
Prof. Dr. H. Kamayuhz, Ilmu Pendidikan Islam: Jakarta: 2004
-
Dr. Zakariyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam: Jakarta: 2004
-
Prof. Dr. Oemar Muhammad, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: 1995
-
K.H. Moenawar Cholil, Kembali Kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, Jakarta:
2004
0 Komentar untuk "MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM TENTANG AL-QUR'AN DAN AL-HADIST SEBAGAI DASAR FUNDAMENTAL PENDIDIKAN ISLAM"