BAB I
PENDAHULUAN.
1.
Kontek Kajian
Era Globalisasi merupakan era perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia. Perubahan terjadi begitu
cepat di era globalisasi ini. Terjadinya era globalisasi memberikan dampak ganda. Dampak itu bisa
menguntungkan maupun merugikan. Dampak yang menguntungkan adalah di dalam era
globalisasi diberikan kesempatan kerjasama yang seluas-luasnya kepada
negara-negara asing. Namun jika kita tidak mampu bersaing dengan mereka, maka
konsekuensinya akan merugikan bangsa kita.
Mereka yang mampu bersaing adalah seseorang yang
benar-benar telah mampu untuk menempatkan dirinya pada zaman modern. Hal itu
bisa ditentukan pada kualitas pendidikan yang dimiliki. Bangsa yang berkualitas pada tingkat
pendidikan akan mampu membawa bangsanya
untuk menjadi sosok yang lebih baik dimasa mendatang.
Di sisi lain, rendahnya minat baca masyarakat yang menjadi salah satu
tolak ukur kualitas pendidikan seolah tidak kunjung ditemukan penyebab
pastinya. Terlebih lagi di daerah-daerah yang kurang digerakkan
penduduknya dan kurang mempedulikan pendidikan. Mereka cenderung menganggap
pendidikan sebagai sesuatu yang tidak penting untuk dilestarikan.
Mereka merasa lebih mengutamakan
pekerjaan di usia dini yang dianggap lebih berguna. Hal ini terjadi karena
bermacam-macam faktor. Antara lain kurangnya motivasi masyarakat, kurangnya
akses pendidikan dan sulitnya menjangkau informasi global. Yang lebih
memprihatinkan lagi tingkat buta aksara di Indonesia belum sepenuhnya bisa
diatasi. Sebagian besar dari mereka berasal dari wilayah terpencil.
Wilayah Terpencil merupakan wilayah yang sulit dalam berbagai aspek, dalam hal ini
wilayah terpencil bisa juga didefinisikan sebagai wilayah yang masih jauh dari
pelayanan umum, harga kebutuhan pokok yang sangat mahal, sarana komunikasi yang kurang memadai dan sebagaian
penduduknya masih kurang memperhatikan kemakmuran hidup.
Akibatnya, tingkat kualitas hidup menurun dan kondisi untuk meningkatkan mutu pendidikan
mengalami kesulitan. Karena hal ini perpustakaan hadir dikalangan masyarakat
yang tinggal di daerah terpencil lebih-lebih yang tinggal di daerah kota,
dengan harapan bisa merubah pola pikir dan peningkatan mutu pendidikan. Karena
di antara penduduk ada yang kurang mempunyai minat untuk meningkatkan kualitas
pendidikannya, ada pula sebagian masyarakat yang sebenarnya ingin meningkatkan
mutu pendidikan. Khususnya bagi mereka yang menduduki sekolah-sekolah formal
atau swasta, perguruan tinggi. Fasilitas ada namun belum sepenuhnya mendukung.
Faktor ini membuat mereka membutuhkan asupan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan mereka.
Dalam permasalahan ini, perpustakaan Masjid yang memang milik umum dan
dapat mencerdaskan siapa saja mengambil peranan yang begitu penting.
Perpustakaan Masjid mampu menjadi akses yang berkualitas dalam mengembangkan
pendidikan diluar pendidikan formal. Pendidikan yang berkualitas akan dapat
diandalkan dalam persaingan di era globalisasi. Namun, kesadaran pribadi akan
hal ini nampaknya sangat kurang, terutama dikalanngan nonakademis. Hingga saat
ini kondisi perpustakaan Masjid masih sangat dipertanyakan. Walaupun Sejauh ini
pemerintah telah banyak melakukan upaya untuk membangkitkan dan mengembangkan
peran perpustakaan guna merangsang minat baca masyarakat.
Menurut Kepala Perpustakaan Nasional usaha itu telah dilakukan melalui
penunjukan duta baca maupun sosialisasi kelililing tentang pentingnya budaya
membaca hingga di berbagi wilayah. Diharapkan dalam kedepannya pemerintah lebih
bisa menjadikan perpustakaan sebagai wadah yang berkualitas dalam menggali
ilmu. Sehingga masyarakat non akademik yang tinggal di daerah terpencil
lebih-lebih kota bisa mulai menyadari pentingnya budaya membaca dalam
peningkatan kualitas pendidikan.
Di kota besar pun masih banyak perpustakaan yang kondisinya
memprihatinkan, salah satunya adalah Masjid Jami’ Dinoyo, Mulai dari minimnya
jumlah pengunjung, koleksi perpus yang masih kurang,rendahnya minat baca,
kurang di motivasi, kurang diperkenalkan fungsi dan manfaat perpus, pengadaan
koleksi yang bersifat top down, belum adanya pengelolaan yang maksimal serta
pola transimisi keagamaan yang mengutamakan oral.
Ada 4 problem yang harus segera peneliti atasi sesuai hasil diskusi dan
kesepakatan antara partisipan dan masyarakat yaitu minimnya koleksi yang menjadi penyebab
rendahnya pengunjung, masyarakat yang kurang dimotivasi, masyarakat yang kurang
diperkenalkan fungsi dan manfaat perpustakaan dan pengadaan koleksi yang
bersifat top down.
Mengingat potensi yang di miliki perpustakaan Masjid Jami’ Dinoyo begitu
besar mulai dari tempat yang strategis, masyarakat yang agamis, sosialis,
organisasi yang siap melayani, pengelola yang berpendidikan, informasi yang mudah
di jangkau secara umum, sebaagai lapangan dakwah, pengunjung yang tak pernah
sepi beribadah, masjid milik umum yang dapat mencerdaskan siapa saja, TPQ dan kekompakan
PKK serta masyarakat Dinoyo yang banyak dihuni para pelajar/mahasiswa.
Melihat permasalahan pada latar belakang serta potensi yang ada di atas,
maka dalam makalah ini kami sebagi pendevelop atau researcher tertarik untuk mengangkat sebuah tema yang
berjudul “Membangun Kesadaran Masyarakat melalui pertisipasi dalam mengembangkan
perpustakaan sebagai window of knowledge (Jendela Ilmu Pengetahuan) di Masjid
Jami’ Dinoyo Malang”
2. Fokus
Kajian
1. Apa saja problem yang dihadapi dalam mengembangkan perpustakaan Masjid
Jami’ Dinoyo?
2. Apa saja potensi-potensi yang dimilki perpustakaann
Masjid Jami’ Dinoyo?
3. Bagaimana
pelaksanaan dalam pengembangan perpustakaaan Masjid Jami’ Dinoyo?
4. Bagaimana
hasil dari pengembangan yang telah dilaksanakan
di perpustakaan Masjid Jami’ Dinoyo?.
3. Tujuan Kajian.
Berdasarkan focus kajian di atas, penelitian ini bertujuan antara lain
untuk
1. Mendiskripsikan problem yang dihadapi dalam mengembangkan perpustakaan
Masjid Jami’ Dinoyo
2.Mendiskripsikan potensi-potensi yang dimilki perpustakaann Masjid Jami’
Dinoyo
3.Menginterpretasikan pelaksanaan dalam pengembangan perpustakaaan Masjid Jami’ Dinoyo
4. Menganalisis hasil dari pengembangan yang telah dilaksanakan di perpustakaan Masjid Jami’ Dinoyo
4. Manfaat Kajian
yang ingin diperoleh adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan
pentingnya pengembangan minat baca dalam pemanfaatan perpustakaan, sebagai
evaluasi bagi pemerintah dalam pengembangan perpustakaan, khususnya di Masjid
Jami’ Dinoyo Malang, serta sebagai referensi untuk penulisan sejenis lainnya
pada masa yang akan datang.
0 Komentar untuk "PAR (PARTICIPATORY ACTION RESEARCH ASSIGNMENT) “MEMBANGUN KESADARAN MASYARAKAT MELALUI PARTISIPASI DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI WINDOW OF KNOWLEDGE (JENDELA ILMU PENGETAHUAN) DI MASJID JAMI’ DINOYO MALANG”"